Rabu, 10 Juni 2020


Pak…

Hari ini saya datang. Ditemani sinar matahari yang belum terik dan beberapa angin yang kian berhembus lembut menerpa kulitku. Pak, maaf untuk waktu yang telah berlalu ya. Hari ini saya baru percaya bahwa engkau sudah benar-benar pergi. Saya kira engkau akan kembali setelah perjalanan panjang seperti biasanya. Tapi tadi, namamu sudah terukir indah di atas tanah dengan kedalaman 2 meter. Nama yang biasanya saya sebut sehari-hari, nama yang biasanya ditanyai petugas berwenang ketika saya membuat dokumen negara serta nama yang biasanya Ibu teriaki ketika sedang kesal.

Pak…

Apakah tubuhmu disana masih utuh dan bugar? Saya melihat gerombolan semut tadi. Apakah mereka menggerogoti tubuhmu yang biasanya ku peluk? Pak, saya tahu sekarang. Saya takut akan kenyataan dan hari ini, benar saja. Mereka melempar saya sangat kencang.rumah barumu kini berwarna putih gading ya, disini rumah kami sudah di cat ulang menjadi merah bata. Saya baru mengunjungi rumah Bapak tadi, tapi saya tidak bertemu Bapak. Apakah Bapak sedang asyik beristirahat di dalam? Kalau iya, saya harap setidaknya Bapak merasakan kehadiran saya ya. Rumah Bapak tadi sedikit kotor da nada beberapa rumput liar yang tumbuh. Saya bersihkan semuanya dengan hati yang tersayat. Bapak sudah pindah rumah sejak 2 tahun lalu, tapi saya baru bisa mengunjunginya hari ini. Rumah Bapak paling bagus di antara yang lain, saya senang dan terharu.

Pak…

Ibu bilang, kalau beliau ingin menanam tanaman kamboja di atas palang rumah Bapak. Bapak tahu kan, kamboja yang sangat Ibu sayang itu. Iya, beliau mau taruh itu di rumah Bapak. Katanya, biar Bapak tidak kepanasan. Sedikit kisah dari tanaman kamboja milik Ibu, itu ia dapatkan entah dari mana saya lupa. Yang jelas, tanaman itu sudah ada sejak saya kelas 4 SD. Tepat ketika baru pindah ke rumah baru yang sekarang. Saat itu Bapak langsung pergi untuk pelatihan kerja, mungkin Bapak juga tidak tahu. Ibu merawat tanaman itu dengan segenap hatinya loh Pak. Ia selalu beri pupuk terbaik untuk kamboja tersebut. Ada satu waktu ketika tanaman itu tidak pernah berbunga, lalu Ibu siram tiap hari dan merawatnya secara telaten. Sekarang, tanaman itu malah subur terus berbunga. Bunganya berwarna merah muda dengan corak putih yang elegan. Bapak pasti suka jika mereka sudah berbunga dan sudah ada di rumah Bapak.

Pak…

Tadi saya lihat, rumah Bapak tepat di samping rumah Nenek ya…

Uwak bilang, Bapak sangat sayang Nenek sejak dulu. Tapi, Nenek pergi duluan ke tempat yang lebih baik sejak Bapak masih kecil. Saya harap sekarang Bapak bisa bertemu Nenek lagi ya, pasti Bapak rindu kan seperti saya sekarang...

Pak…

Tadi saya sama adek duduk di pinggiran rumah Bapak lho. Kami bacakan lantunan ayat suci seperti terakhir kali kami jumpa Bapak. Saya ingin nangis, tapi saya tahan. Saya gak boleh sedih di rumah Bapak, nanti Bapak lihat. Kata orang, kupu-kupu putih melambangkan roh orang yang sudah tiada. Tadi saya lihat itu di rumah Bapak, bentuknya kecil dan berterbangan di sekitar saya. Apakah itu Bapak yang berusaha mengcapkan salam?

Saya kangen Bapak…

Saya ingin peluk Bapak lagi, saya ingin cium tangan Bapak lagi. Saya ingin melihat Bapak tidur di ruang tamu lagi dan menyambut saya ketika saya pulang. Sekarang sofa ruang tamu terasa kosong Pak. Kadang Ibu duduk disitu, tapi hanya sekadar bersantai dan tidak tidur seharian. Kamar tidur Bapak sekarang ditempati adik. Kata Ibu, adik harus tidur sendiri karena sudah besar.

Pak…

Maaf tadi saya belum bisa memberikan kabar baik apapun. Hidup saya masih seperti ini saja, saya harap Bapak tidak kecewa ya. Nanti saya datang lagi ke rumah Bapak dengan bunga, tadi kami tidak sempat beli karena tidak ada yang jual. Semoga Bapak nyaman dirumah baru Bapak ya, saya yakin Tuhan memberikan Bapak tempat paling nyaman disana.

 

Salam rindu dari saya…


Vas Happenin? . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates